Legenda Tasikmalaya : Negeri Seribu Gunung

Legenda Tasikmalaya : Negeri Seribu Gunung

Aku tahu kisah ini dari ayahku. Aku tidak tahu beliau tahunya dari mana, jadi terserah kalian untuk percaya kisah ini atau tidak.

Negeri Seribu Gunung merupakan julukan bagi Kota Tasikmalaya. Jika kalian berkunjung ke sana, kalian akan mendapati banyak sekali tempat-tempat yang diawali dengan nama Gunung. Dan ini bukan sekedar nama saja, pada kenyataannya, dahulu kala, Tasikmalaya merupakan wilayah yang berbukit-bukit. Akan tetapi, terima kasih terhadap keserakahan manusia yang tak lelah mengurug gunung, akhirnya gunung-gunung tersebut sekarang hanya tinggal nama. Akan tetapi mudah-mudahan kisah yang saya yakin hanya sedikit orang yang tahu ini, akan memperkaya wawasan kita.

Al kisah dahulu kala di Tanah Priangan, tersebutlah sebuah kerajaan yang sedang jaya-jayanya, yaitu kerjaan Galuh. Pusat kerajaan ini ada di daerah Ciamis sekarang. Saking jayanya, hampir sepanjang pesisir selatan Jawa Barat dikuasai oleh herajaan ini. Akan tetapi, ada satu daerah yang sangat sulit untuk dikuasai oleh mereka, yaitu daerah pesisir pantai selatan Tasikmalaya. Padahal daerah tersebut, konon "hanya" (bagi kalian yang feminist, mohon maaf, aku hanya menceritakan kembali) dipimpin oleh seorang wanita, dan bahkan seluruh anggota pasukan perangnya, semuanya wanita. tetapi ternyata mereka memiliki ilmu kebal yang tak ada tandingannya.

Maka berembuglah para petinggi kerajaan Galuh dengan para pakar yang meliputi para sesepuh, kaum cendikiawan dan orang pintar. Setelah berdialog dengan mereka yang terlah mempelajari berbagai literature dan membaca tanda-tanda kosmik yang terbentang luas di angkasa, diketahuilah bahwa ketangguhan dan kekuatan pasukan wanita tersebut, hanya berlaku di daerah kekuasaan mereka, yaitu sekitar pesisir selatan. Jika mereka keluar dari daerah mereka, ketangguhan merekapun akan lenyap seketika dan mereka akan menjadi wanita biasa, yang rapuh dan tak punya kemampuan apa-apa (ok..ok! ini mungkin sedikit berlebihan). Dan beruntung sekali, karena ternyata para wanita tersebut tak pernah tahu kelemahan mereka, karena seumur hidupnya mereka tak pernah meninggalkan kampung halamannya. Kaum laki-laki lah yang bertanggung jawab untuk mengurus urusan dengan pihak luar. Dan itu pun hanya untuk urusan mencari nafkah yaitu dagang. Sedangkan para wanitanya, selain menjadi prajurit yang tangguh, sehari-hari hanya menjadi ibu rumah tangga biasa saja.

Maka disusunlah strategi penaklukan pesisir selatan. Strategi yang sebenarnya sangat pengecut, tetapi itu satu-satunya cara untuk menguasai pesisir pantai selatan. Strategi itu dimulai dengan penangkapan dan penyanderaan suami-suami dari para wanita pesisir pantai selatan yang kebetulan sedang berdagang di luar kekuasaan pantai selatan, yaitu daerah niaga yang kita kenal sekarang sebagai Kota Tasikmalaya. Jumlah yang disandera mencapai 500 orang.

Setelah kabar penculikan sampai ke telinga para istri, dengan geram dan keyakinan akan menang (karena sebelumnya tidak pernah kalah) mereka segera membentuk pasukan khusus yang terdiri dari seluruh istri-istri yang suaminya diculik.

Dengan rasa yang tak ada rasa gentar sedikitpun pasukan wanita tersebut menyerbu lokasi penyanderaan yang di jaga ribuan pasukan Kerajaan Galuh. Mereka mengira akan memperoleh kemenangan dengan mudah .Akan tetapi betapa kagetnya mereka, ternyata kekuatan mereka telah hilang. Tanpa kekebalan, para wanita itupun dapat dikalahkan dengan mudah. Seluruh anggota pasukan wanita tersebut dibunuh.

Dari sini tidak diketahui apakah pesisir pantai selatan benar-benar berhasil dikuasai oleh Kerajaan Galuh atau tidak, akan tetapi ada fakta yang menarik karena ke 500 orang pasukan wanita itu mati dalam keadaan terlentang, dan sejak saat itu orang-orang memanggil tempat matinya mereka, yaitu Kota Tasikmalaya sebagai Negeri Seribu Gunung.