Monday, January 27, 2014

5 Stasiun Tertinggi di Indonesia Yang Masih Aktif

5 Stasiun Tertinggi di Indonesia Yang Masih Aktif

1. Stasiun Nagreg (NG) 
Stasiun ini terletak di desa Nagreg, kecamatan Nagreg, kabupaten Bandung. Lokasinya berada di ketinggian +848 m dpl, dan merupakan stasiun aktif tertinggi di Indonesia. Lokasinya cukup mudah untuk dijangkau, karena berjarak sekitar 50 meter dari jalan Bandung – Tasikmalaya. Sebagai stasiun kelas 3, hanya KA ekonomi saja yang berhenti di sini. Antara lain: Kutojaya Selatan, Pasundan, Kahuripan, dan KA Lokal Cibatu – Purwakarta.

2. Stasiun Lebakjero (LBJ)
Lebakjero, demikian nama stasiun kelas 3 ini. Lokasinya unik karena berada di atas perkampungan penduduk, dan sangat eksotis karena dikelilingi perbukitan. Stasiun ini berada di desa Ciherang, kecamatan Nagrek, kabupaten Bandung. Untuk mencapainya pun cukup sulit, karena hanya sepeda motor yang mampu mencapai ke atas hingga halaman stasiun. Jalur langsir stasiun ini juga merupakan sepur belok terpendek di Jawa Barat, yaitu sepanjang 174 meter. 

Dengan letaknya itu, stasiun Lebakjero merupakan stasiun yang memiliki nilai eksotisme yang tinggi. Jalurnya berkelok yang menyerupai kurva “S”. belum lagi jembatan Citiis yang terletak sekitar 500 meter dari stasiun ke arah timur. Stasiun kelas 3 ini berada di ketinggian +818 m dpl. Namun sayang, dari 24 KA yang melintas, hanya KA Lokal Cibatu – Purwakarta saja yang berhenti di sini. Jadi setelah KA tersebut melintas, kegiatan di stasiun ini berakhir

3. Stasiun Andir (AND)
Sebelum ada stasiun Ciroyom yang baru, hingga tahun 2000-an, stasiun ini masih menjadi tempet naik-turun penumpang. Stasiun ini berada di ketinggian +750 m dpl. Namun kini stasiun ini hanya melayani persinyalan keluar-masuk KA ekonomi yang akan masuk ke stasiun Ciroyom. Sekilas fungsinya mirip rumah sinyal dan PJL (Petugas Jaga Lintasan) karena berada dekat perlintasan jalan raya Andir. Stasiun ini juga menjadi stasiun segitiga, yaitu: arah utara untuk langsung ke stasiun Bandung, arah selatan untuk masuk sepur belok ke stasiun Ciroyom, dan arah barat untuk arah Jakarta/Cianjur.

4. Stasiun Cimahi (CMI) 
Stasiun Cimahi berada di ketinggian +732 m dpl. Stasiun kelas 2 ini berada di pusat kota Cimahi. Dibangun pada tahun 1844, dan awalnya ditujukan untuk kepentingan militer. Cimahi mulai terkenal pada tahun 1811 ketika gubernur Daendels membuat jalan Anyer – Panarukan. Jalur kereta api berikut stasiun dibangun untuk mendukung fasilitas militer di kota tersebut yang pada saat itu diduduki Belanda. Karenanya, kota ini identik dengan kota militer

Stasiun ini memiliki 5 jalur, namun hanya 3 jalur yang aktif. KA yang singgah antara lain: KRD Rencang Geulis, KRD Ekonomi Bandung Raya, KA Kahuripan, dan KA Argo Parahyangan pada jam-jam tertentu.

5. Stasiun Gadobangkong (GK) 
Stasiun kelas 3 ini tak jauh dari jalan raya Gadobangkong yang menghubungkan Cimahi – Padalarang. Berada di desa Gadobangkong, kecamatan Ngamprah, kabupaten Bandung Barat. Stasiun kecil ini berada di ketinggian +713 m dpl. Stasiun ini tidak melayani persinyalan karena kendali persinyalan dilakukan di stasiun Padalarang. Meski demikian, penjualan tiket untuk KRD Ekonomi Bandung Raya, KA Lokal Cibatu – Purwakarta, dan KA Cianjuran tetap dilayani.

No comments:

Post a Comment