Saturday, April 13, 2013

Tonggak – Tonggak Sejarah Perkeretaapian Indonesia


Tonggak – Tonggak Sejarah Perkeretaapian Indonesia

Sejarah Kereta Api di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1860, pada masa kolonial Belanda.
Foto tonggak sejarah perkeretaapian di Indonesia1860: T.J Stieljes diperintahkan untuk menyelidiki tentang kemungkinan pembangunan transportasi dan jaringan kereta api di Jawa.
1864-1867: Pembangunan jaringan kereta api pertama di Hindia belanda di bawah pengawasan J.P de Bordes dari Nederlandsch Indische Spoorwerg Maatschappij NISM (Maskapai Kereta Api Hindia belanda) dengan lebar rel 1435 mm.
22 Juni 1865: Lokomotif uap pertama tiba di Hindia Belanda. Dua buah lokomotif buatan Borsig ini dipesan oleh NISM dan digunakan untuk mempercepat pembangunan jaringan kereta api.
22 Juni 1865: Rel Kereta api pertama kali dibuka antara Semarang – Tanggoeng sejauh 25 KM.
16 September 1871: Diresmikannya jaringan rel antara Batavia – Buitenzorg (Bogor) yang dibangun oleh NISM. Lebar rel yang digunakan adalah 1067 mm.
21 Mei 1872: Semarang – Solo – Jogja terhubung oleh jaringan rel kereta api.
1876: Jaringan rel kereta api pertama dibangun di Sumatera yang menghubungkan Ule Lhee Banda Aceh. Jalur ini kemudian dilanjutkan sampai ke Besitang di perbatasan Sumatera Utara dengan lebar sepur 750 mm.
16 Mei 1878: Perusahaan Kereta Api Negara (Staatspoorwegen/ SS) meresmikan jalur mereka yang pertama. Jalur itu menghubungkan Surabaya dan Pasuruan.
1886: Deli Spoorwerg Maatschappij (DSM) mulai beroperasi di Sumatera Utara dengan jalur pertama menghubungkan Labuhan – Medan.
1891: SS membangun jalur kereta api di Sumatera barat antara Sawahlunto dan pelabuhan Teluk bayu untuk mengangkut batubara.
1894: Batavia – Surabaya terhubung dengan Jalur rel kereta api untuk pertama kali melalui Bogor – Sukabumi – Bandung Jogja dengan waktu tempuh tiga hari.
1898: Madoera Stoomtram Maatschappij mulai membangun jalur kereta api di Madura.
2 Mei 1906: Jalur cikampek – bandung dibuka sehingga mempercepat waktu tempuh Batavia – Surabaya menjadi 23 Jam.
1914: SS memulai pembangunan rel kereta api di Sumatera Selatan dan lampung. dimulai dari Panjang ke Kertapati dan Lubuk Linggau.
1 Januari 1917: Diresmikan jalur Cirebon – Kroya oleh SS. Pembukaan jalur ini mempersingkat jarak Batavia – Surabaya sampai 44 KM.
1918: Kereta Api diijinkan untuk berjalan pada malam hari, sehingga memungkinkan Batavia Surabaya ditempuh dalam waktu 17 Jam.
Juli 1922: Jalur kereta api dibangun oleh SS di Sulawesi Selatan yang menghubungkan Makassar – Takalar. Jalur ini kemudian ditutup pada tahun 1930 karena tidak menguntungkan.
1924: Sinyal elektrik pertama dipasang oleh Deli Spoorweg maatschpij (DSM) pada jalur antara Medan – Belawan.
1925: Pada ulang tahun SS yang ke 50, diresmikan elektrifikasi jalur kereta api di Batavia dan sekitarnya. Elektrifikasi ini kemudia dilanjutkan sampai ke Buitenzorg (Bogor).
1929: Pemecahan rekor kecepatan kereta api di Hindia Belanda. Lokomotif uap SS kelas 1000 berhasil menarik rangkaian sampai kecepatan 120 km/jam di jalur Batavia – Surabaya.
Januari 1943: Pemerintah Jepang membangun jalur kereta api sejauh 83 KM di Banten selatan untuk menjangkau pertambangan batubara di Gunung Mandur, Bayah. Pembangunan ini menelan banyak korban jiwa romusha.
Maret 1943: Dimulainya pembangunan jalur kereta api maut antara Muaro – Pekanbaru sejauh 220 KM oleh pemerintah Jepang. Pembangunan selama 15 bulan ini memperkerjakan romusha dan tawanan perang dan menelan 27.500 jiwa.
Februari 1948: Seluruh laskar rakyat dan pasukan TNI diperintahkan untuk hijrah ke wilayah yang dikuasai Republik Indonesia. Sementara itu rakyat ikut mengungsi pula masuk ke wilayah RI. Proses Hijrah tersebut mendapat bantuan dari DKARI.
1977: Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) menerima lokomotif baru kelas CC201 dari General Electric Amerika Serikat. CC201 merupakan keluarga lokomotif diesel tersukses di Indonesia dengan jumlah lebih dari 140 unit.
1981: Industri Kereta Api (INKA) pabrik kereta api Indonesia didirikan di Madiun.
1984: Lokomotif Diesel elektrik berteknologi AC/DC pertama hadir di Indonesia. Lokomotif seri BB204 dioperasikan di Sumatera Barat untuk menarik batubara dari Sawahlunto.
1986: PJKA membeli lokomotif CC202 yang merupakan lokomotif terkuat di Indonesia dar General Motor Diesel Division, Ontario Canada. Lokomotif ini digunakan di Sumatera Selatan untuk menarik kereta batubara rangkaian panjang (babaranjang) dari Muara Enim.
1 Juni 1999: PT Kereta Api ( PT KA) resmi dibentuk menggantikan Perumka.
2004. PT KA memesan lokomotif Diesel tercanggih di Indonesia. Lokomotif CC204 generasi kedua (C20EMP) buatan General Electric Amerika Serikat ini dilengkapi dengan sistem komputer Brightstar Sirius.
Tonggak – Tonggak Sejarah Perkeretaapian Indonesia ini sebagaimana tertulis di dinding salah satu ruangan Lawang Sewu Semarang yang menyimpan foto foto sejarah dan peralatan perkereta apian di Indonesia. Lawang Sewu merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Friday, April 12, 2013

MENGENAL SEJARAH TEMPE

Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".


Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.

Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam.

Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Indonesia juga sekarang berusaha mengembangkan galur (strain) unggul Rhizopus untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat, berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe. Beberapa pihak mengkhawatirkan kegiatan ini dapat mengancam keberadaan tempe sebagai bahan pangan milik umum karena galur-galur ragi tempe unggul dapat didaftarkan hak patennya sehingga penggunaannya dilindungi undang-undang (memerlukan lisensi dari pemegang hak paten).


(ini gambar tempe )
Terdapat berbagai metode pembuatan tempe.Namun, teknik pembuatan tempe di Indonesia yang ditemukan oleh chandra dwi dhanarto (1994) secara umum terdiri dari tahapan perebusan, pengupasan, perendaman dan pengasaman, pencucian, inokulasi dengan ragi, pembungkusan, dan fermentasi.

Pada tahap awal pembuatan tempe, biji kedelai direbus. Tahap perebusan ini berfungsi sebagai proses hidrasi, yaitu agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin. Perebusan juga dimaksudkan untuk melunakkan biji kedelai supaya nantinya dapat menyerap asam pada tahap perendaman.

Kulit biji kedelai dikupas pada tahap pengupasan agar miselium fungi dapat menembus biji kedelai selama proses fermentasi. Pengupasan dapat dilakukan dengan tangan, diinjak-injak dengan kaki, atau dengan alat pengupas kulit biji.

Setelah dikupas, biji kedelai direndam. Tujuan tahap perendaman ialah untuk hidrasi biji kedelai dan membiarkan terjadinya fermentasi asam laktat secara alami agar diperoleh keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fungi. Fermentasi asam laktat terjadi dicirikan oleh munculnya bau asam dan buih pada air rendaman akibat pertumbuhan bakteri Lactobacillus. Bila pertumbuhan bakteri asam laktat tidak optimum (misalnya di negara-negara subtropis, asam perlu ditambahkan pada air rendaman. Fermentasi asam laktat dan pengasaman ini ternyata juga bermanfaat meningkatkan nilai gizi dan menghilangkan bakteri-bakteri beracun.

Proses pencucian akhir dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang mungkin dibentuk oleh bakteri asam laktat dan agar biji kedelai tidak terlalu asam. Bakteri dan kotorannya dapat menghambat pertumbuhan fungi.

Inokulasi dilakukan dengan penambahan inokulum, yaitu ragi tempe atau laru. Inokulum dapat berupa kapang yang tumbuh dan dikeringkan pada daun waru atau daun jati (disebut usar; digunakan secara tradisional), spora kapang tempe dalam medium tepung (terigu, beras, atau tapioka; banyak dijual di pasaran), ataupun kultur R. oligosporus murni (umum digunakan oleh pembuat tempe di luar Indonesia). Inokulasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) penebaran inokulum pada permukaan kacang kedelai yang sudah dingin dan dikeringkan, lalu dicampur merata sebelum pembungkusan; atau (2) inokulum dapat dicampurkan langsung pada saat perendaman, dibiarkan beberapa lama, lalu dikeringkan.

Setelah diinokulasi, biji-biji kedelai dibungkus atau ditempatkan dalam wadah untuk fermentasi. Berbagai bahan pembungkus atau wadah dapat digunakan (misalnya daun pisang, daun waru, daun jati, plastik, gelas, kayu, dan baja), asalkan memungkinkan masuknya udara karena kapang tempe membutuhkan oksigen untuk tumbuh. Bahan pembungkus dari daun atau plastik biasanya diberi lubang-lubang dengan cara ditusuk-tusuk.

Biji-biji kedelai yang sudah dibungkus dibiarkan untuk mengalami proses fermentasi. Pada proses ini kapang tumbuh pada permukaan dan menembus biji-biji kedelai, menyatukannya menjadi tempe. Fermentasi dapat dilakukan pada suhu 20 °C–37 °C selama 18–36 jam. Waktu fermentasi yang lebih singkat biasanya untuk tempe yang menggunakan banyak inokulum dan suhu yang lebih tinggi, sementara proses tradisional menggunakan laru dari daun biasanya membutuhkan waktu fermentasi sampai 36 jam.



ASAL USUL
Tidak seperti makanan kedelai tradisional lain yang biasanya berasal dari Cina atau Jepang, tempe berasal dari Indonesia. Tidak jelas kapan pembuatan tempe dimulai. Namun demikian, makanan tradisonal ini sudah dikenal sejak berabad-abad lalu, terutama dalam tatanan budaya makan masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta. Dalam bab 3 dan bab 12 manuskrip Serat Centhini dengan seting Jawa abad ke-16 (Serat Centhini sendiri ditulis pada awal abad ke-19) telah ditemukan kata "tempe", misalnya dengan penyebutan nama hidangan jae santen tempe (sejenis masakan tempe dengan santan) dan kadhele tempe srundengan. Hal ini dan catatan sejarah yang tersedia lainnya menunjukkan bahwa mungkin pada mulanya tempe diproduksi dari kedelai hitam, berasal dari masyarakat pedesaan tradisional Jawa—mungkin dikembangkan di daerah Mataram, Jawa Tengah, dan berkembang sebelum abad ke-16.

Kata "tempe" diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada zaman Jawa Kuno terdapat makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi. Tempe segar yang juga berwarna putih terlihat memiliki kesamaan dengan makanan tumpi tersebut.

Selain itu terdapat rujukan mengenai tempe dari tahun 1875 dalam sebuah kamus bahasa Jawa-Belanda. Sumber lain mengatakan bahwa pembuatan tempe diawali semasa era Tanam Paksa di Jawa. Pada saat itu, masyarakat Jawa terpaksa menggunakan hasil pekarangan, seperti singkong, ubi dan kedelai, sebagai sumber pangan. Selain itu, ada pula pendapat yang mengatakan bahwa tempe mungkin diperkenalkan oleh orang-orang Tionghoa yang memproduksi makanan sejenis, yaitu koji kedelai yang difermentasikan menggunakan kapang Aspergillus. Selanjutnya, teknik pembuatan tempe menyebar ke seluruh Indonesia, sejalan dengan penyebaran masyarakat Jawa yang bermigrasi ke seluruh penjuru Tanah Air.

Ternyata Rekaan Gambar Dinosaurus Yang Selama ini Kita Ketahui Salah !!

Dinosaurus tidak seperti yang digambarkan . Saya tidak berbicara tentang burung yang berevolusi menjadi dinosaurus dan semua itu, tapi tentang raksasa-raksasa yang punah dari jaman Mesozoic 

Setelah studi baru dan penemuan dibuat, dinosaurus ternyata jauh berbeda dari cara kita selalu membayangkan mereka . MEngakibatkan hari ini, banyak dari kita mengalami kesulitan mengenali jenis dino favorit masa kecil kita. Aku memberikan sepuluh dinosaurus klasik yang telah berubah secara radikal penampilannya karena penemuan paleontologis baru. Dan mungkin mereka masih bisa berubah banyak di masa depan! 

Catatan: setiap entri memiliki dua gambar - yang pertama adalah gambar dinosaurus sebelumnya, dan yang kedua adalah imej yang baru (setelah penelitian lebih lanjut).

1. Stegosaurus 
Stegosaurus mungkin yang paling dikenali dari semua binatang prasejarah; itu hampir mustahil untuk membuat kesalahan untuk membedakannya dengan makhluk lain. 

Kita semua tahu Stegosaurus sebagai bahwa dinosaurus, berkepala kecil tapi berat dengan punggung melengkung dan ekor menyeret, empat tanduk yang menunjuk ke atas. 
Di buku selalu dibawa fakta bahwa Stegosaurus memiliki otak seukuran buah kenari, hal itu mungkin menjadikannya binatang yang sangat bodoh sehingga punah karena tidak bisa bersaing dengan bnatang yang lebih pintar, meski kepalanya sekeras baja (dan sedikit lebih cerdas) ankylosaurs.


Namun, Stegosaurus, seperti banyak dinosaurus, telah berubah banyak . Fosil jejak kaki dan studi rinci tentang anatomi tubuhnya telah membuktikan bahwa Stegosaurus tidak menyeret ekornya di lumpur, namun sebenarnya mereka berjalan tegak, seperti gajah, dengan ekornya yang diletakkan secara horizontal, sejajar dengan tanah. 

kembali nya adalah tidak melengkung seperti yang mereka kita percaya, dan leher itu tidak secara horizontal seperti biasanya digambarkan, tetapi tegak, seperti burung .

Juga, cluster spike ekornya (dikenal di kalangan ahli paleontologi sebagai "thagomizer") tidak benar-benar atas lurus, tapi menyamping. 

Ini membuat ekornya menjadi senjata yang jauh lebih mematikan dan lebih efisien, untuk menusuk predator menyerang, hanya dengan mengayunkan ekornya horizontal; tusukan paku ekor Stegosaurus 'telah ditemukan dalam tulang dinosaurus predator dari usia yang sama dan tempat yang sama, membuktikan bahwa Stegosaurus itu tidak kurang berbahayanya daripada ankylosaurs yang akan dijelaskan nanti perubahan tampilannya.
omong-omong, otak Stegosaurus 'sebenarnya TIDAK seukuran kenari, tapi sekitar dua kali lebih besar. 
Ya, ini mungkin tidak tampak untuk memperbaiki keadaan intelektual hewan ini, tapi dengan demikian, klaim bahwa otak itu terlalu kecil untuk mengkoordinasikan tubuh besar Stegosaurus ', dan bahwa makhluk ini membutuhkan otak kedua (terletak di pinggul) untuk beraktifitas, sekarang dianggap tidak berdasar.


2.Velociraptor
Velociraptor secara praktis tidak diketahui oleh publik sebelum Jurassic Park, dan telah menyebabkan kebingungan sejak itu.Ketika kebanyakan orang berpikir tentang Velociraptor, mereka ingat, binatang ini cukup besar mirip kadal, penjahat jahat yang pintar hasil karya dari blockbuster Spielberg.
Namun, Teori ini tidak didasarkan pada kehidupan nyata Velociraptor, tetapi pada Deinonychus lebih besar di Amerika Utara yang relatif. Velociraptor sebenarnya adalah hewan kecil, seukuran anjing besar. dia juga memiliki tubuh lebih ramping dan moncong lebih panjang dari Deinonychus.

Tapi keduanya Deinonychus dan Velociraptor telah berubah banyak sejak Jurassic Park, karena penemuan yang menakjubkan dari fosil Asia yang membuktikan bahwa banyak dinosaurus predator kecil, termasuk Velociraptor, punya bulu.

Hari ini, hampir semua paleoartists menggambarkan Velociraptor, Deinonychus dan sanak saudara mereka ditutupi di bulu, lebih mirip dengan ayam besar daripada kadal .Meskipun hal ini berarti mengganti kengerian orang pada gagasan yang menggantikan raptor Jurassic Park klasik dengan hal-burung berbulu, setidaknya catatan fosil menegaskan bahwa Velocirator adalah pembunuh yang mematikan, sebuah fosil Velociraptor ditemukan saat dalam posisi mahluk ini menusuk tenggorokan dari Protoceratop dengan cakar yang membunuh, sedangkan spesimen lain ditemukan dengan bekas gigitan Velociraptor di atasnya, menunjukkan bahwa dinosaurus kecil yang mengerikan ini suka bertempur, membunuh dan mungkin memakan satu sama lain sekali-sekali.

 3.Diplodocus
Diplodocus (dan Apatosaurus relatif dekat, sebelumnya dikenal sebagai Brontosaurus) adalah di antara sauropod terbaik, atau dinosaurus berleher panjang raksasa.
Atau setidaknya, mereka dulu terkenal kepada masyarakat; hari ini, mereka terlihat sangat berbeda dari "brontosaurus" klasik yang pernah digambarkan untuk publik.

Sauropoda pernah dianggap besar, penghuni rawa yang lamban, menghabiskan sebagian besar waktu mereka makan di bawah air pada tanaman air; berat badan yang besar sampai 50 ton atau lebih) dikatakan terlalu berlebihan untuk makhluk ini bisa bergerak di darat .

Hal itu juga dikatakan bahwa, ketika diserang, sauropoda akan bersembunyi di air, hidung mereka terletak di atas tengkorak sehingga mereka bisa bernapas saat tenggelam dan melarikan diri dari karnivora menakutkan yang dianggap tidak dapat berenang) .

Hari ini, kita tahu bahwa sauropoda tidak tinggal di rawa. Sebenarnya, tampaknya sebagian besar spesies ini menghindari daerah rawa, dan lebih suka lahan kering. 

Mereka memiliki kaki berbentuk seperti tiang, dan beberapa dari mereka tidak memiliki kaki sama sekali, kaki mereka tampak seperti tunggul atau batang pohon , dan eksklusif disesuaikan untuk mendukung berat badan besar mereka (dalam beberapa kali, sauropoda jauh lebih besar daripada Diplodocus telah ditemukan, mereka beratnya sampai 100 ton dan bisa mendukung berat badan mereka di atas tanah tanpa masalah).

Juga, mereka tidak terbatas pada makan pada tanaman air lunak, seperti yang diyakini, kita sekarang tahu bahwa spesies yang berbeda dengan pola makannya, beberapa makan pada vegetasi yang rendah dan lain-lain pada ranting buah dan daun pohon yang tinggi.


Dan bukan hanya perilaku; ternyata Diplodocus dan Apatosaurus tidak mirip makhluk aneh seperti naga raksasa berkulit sehalus tanah Seperti pada filem Land Before Time atau The Flinstones. ternyata punggung mereka dihiasi dengan bilah keratin tajam, mirip dengan iguana modern, dan kulit mereka ditutupi dengan sisik bergelombang juaga seperti tombol - tombol .

Ekor mereka tidak diseret tetapi diposisikan horizontal, sejajar dengan tanah, dan tidak mirip dengan ekor mirip kadal.Sebuah penemuan Diplodocus terbaru menunjukkan bahwa dinosaurus ini tidak perlu bersembunyi dari pemangsa, mereka bisa sangat melukai mereka, atau bahkan membunuh mereka, dengan porsi kibasan ekor mereka, yang tidak hanya bisa mengayunkan seperti sebuah cambuk yang amat cepat dan kuat, tetapi juga dilengkapi dengan duri bertulang yang didukung pisau keratinous, sehingga ketika ekor memukul musuh, tidak hanya akan mematahkan tulang, tapi juga bisa memenggal daging para pemangsanya.

Sauropoda biasanya digambarkan sebagai binatang grazers yang damai (Dr Grant dalam Jurassic Park bahkan membandingkannya dengan "sapi besar"), namun bukti fosil menunjukkan bahwa mereka bukan sesuatu yang tidak berbahaya.


4. Spinosaurus
Spinosaurus menjadi terkenal pada tahun 2001, ketika digambarkan dalam Jurassic Park III, di mana ia berjuang dan membunuh Tyrannosaurus Rex.

Banyak penggemar dinosaurus marah dengan hal ini; sebagian besar dari mereka menuduh para pembuat film melebih-lebihkan ukuran Spinosaurus ', dan bahkan beberapa (paling tidak diberi tahu) berpikir bahwa Spinosaurus telah secara khusus diciptakan untuk film, dan tidak berdasar pada penemuan yang telah ada.

Pada kenyataannya, Spinosaurus sudah dikenal sejak tahun 1912, ketika ahli paleontologi Jerman, Ernst Stromer, menemukannya fosilnya di Mesir. Bahkan kemudian, Stromer yakin bahwa Spinosaurus memang berukuran besar, atau bahkan lebih besar, daripada Tyrannosaurus Rex (dikenal sejak 1905).

Sayangnya, Spinosaurus tidak menjadi terkenal kemudian, dan selama Perang Dunia II, fosil tetap, yang disimpan di Munich, dan hancur selama pengeboman Sekutu. hal itu menjadikan Spinosaurus seolah-olah punah lagi.

Selama bertahun-tahun, Spinosaurus disebutkan di sana-sini dalam buku-buku dinosaurus populer, sering digambarkan sebagai hewan, dengan snouted pendek didukung senjata pendek dan dikatakan sekitar 12 meter panjang meski tidak sebesar punya T-Rex.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, dan mengikuti pelepasan Jurassic Park III, paleontologis telah mengumumkan, berdasarkan pada spesimen yang baru ditemukan, bahwa memang, Spinosaurus adalah dinosaurus karnivora terbesar yang dikenal, dan binatang ini bisa tumbuh sampai 18 meter panjangnya (T-Rex sekitar 13 meter panjangnya), dan berat sampai 10 ton.dan dengan ini maka hewan predator tanah terbesar sepanjang masa disandang oleh mahluk ini

Ini berarti, dengan cara, bahwa Spinosaurus dalam Jurassic Park III tidak berlebihan, seperti klaim fanboys, namun sebenarnya lebih kecil daripada rekaan di kehidupan nyata! 

Spinosaurus juga ternyata terlihat sangat berbeda dari gambar-gambar dalam buku-buku,tidak memiliki moncong pendek, tetapi panjang, rahang buaya seperti bersenjata dengan gigi berbentuk kerucut.Selain itu, lengan tidak pendek, tapi agak panjang dan kuat, bersenjata dengan cakar dengan kait yang besar.

Analisis terbaru dari gigi dan kerangka telah menyarankan bahwa mungkin Spinosaurus telah menjadi hewan semi-akuatik, menghabiskan sebagian besar waktunya berenang untuk menangkap ikan besar (hiu termasuk), serta buaya dan apa pun yang bisa ditangkap.

lengan yang kuat akan membantu dalam berenang dan cakar kuat akan menancap, membunuh dan membantu memecah belah mangsa besar.Satu hal, yang tetap sama, tidak ada yang tahu pasti apa kegunaan layar aneh di bagian belakangnya...

5.Tyrannosaurus rex 
Sampai sekarang ini yang paling terkenal dari semua dinosaurus, Tyrannosaurus rex perkasa.Dapat mencapai 13 meter dan beratnya mencapai 7 ton, ini predator yang bisa mengancurkan tulang-tulang musuhnya, memiliki cerita panjang dengan penggambaran yang tidak akurat.Tampil di film-film lama dan ilustrasi buku sebagai rakasa kadal mirip dengan tengkorak, tampak polos dan persegi, ekor panjang diseret di lapangan dan sikap tripod-seperti, T-Rex nantinya akan ditemukan jauh lebih mengesankan.


Dalam kehidupan nyata, Tyrannosaurus berjalan dalam sikap horisontal, dengan ekor yang diadakan di atas tanah.Walaupun ini berarti sebenarnya lebih pendek dari versi, klasik tripod-Rex, itu juga berarti bahwa hewan ini jauh lebih gesit, mampu berjalan pada kecepatan tinggi dan cepat menangkap mangsa dengan rahang yang sangat besar.


Kepalanya tidak persegi, dan itu tidak mirip kadal seperti film-film lama .Ini benar-benar memiliki bentuk yang unik, yang berbeda untuk setiap dinosaurus lain, dengan moncong sempit, mata yang menatap ke depan (memberikan persepsi kedalaman sangat akurat), dan serangkaian tombol-tombol di atas moncong yang mungkin ditutupi keratin semasa hewan ini hidup .Ini semua memberikan T-Rex penampilan yang jauh lebih menakutkan daripada kadal raksasa di filem King Kong.



Omong-omong, walaupun King Kong dan film lainnya menggambarkan T-Rex dengan tiga jari tangan, dalam kehidupan nyata T-Rex hanya memiliki dua jari, dengan cakar sseperti jangkit untuk daging. 

Meskipun orang sering bertanya-tanya mengapa lengan T-Rex begitu kecil dan lemah, mereka sebenarnya cukup kuat dan memiliki otot yang sangat perkasa, ia percaya bahwa T-Rex bisa mengangkat lebih dari 100 kg-meskipun mereka jelas tidak digunakan untuk mengangkat barang, Yang mungkin digunakan untuk memegang mangsa saat memberikan gigitan fatal pada leher atau tulang belakang.

Sekali lagi, penemuan-penemuan baru dari China telah mengkonfirmasikan bahwa kerabat awal T-rex adalah berbulu. Beberapa ahli paleontologi percaya bahwa ini berarti T-Rex akan berbulu juga, setidaknya di sebagian masa hidupnya. 

Meskipun bukti sebenarnya bulu di T-Rex belum ditemukan, adalah mungkin bahwa Tyrannosaurus muda punya bulu halus, dan bahwa saat mereka tumbuh besar, mereka kehilangan bulu itu, sebagian atau seluruhnya, karena hewan yang sangat besar tidak perlu isolasi sebanyak yang kecil.


Akhirnya, ada juga perubahan yang terkait dengan umur panjang T-Rex . There was a time when large dinosaurs were thought to be long-lived animals, just like many reptiles today. 

Ada suatu masa ketika dinosaurus besar yang dianggap hewan berumur panjang, seperti kebanyakan reptil hari ini.namun, studi tentang cincin-pertumbuhan pada tulang mereka (ya, seperti di pohon) membuktikan bahwa T-Rex mencapai kematangan seksual, dan ukuran dewasa, pada usia 16-18. 


LAlu T-rex akan berhenti tumbuh, tidak seperti reptil modern yang tumbuh sepanjang hidup mereka, dan dapat hidup sampai 30 tahun, hal ini menjadikan umur T-Rex sangat singkat jika dibandingkan dengan ukurannya...

Yang seharusnya tidak mengherankan jika kita menganggap bahwa ada banyak bukti fosil menunjukkan bahwa T-Rexes membunuh dan memakan satu sama lain, setidaknya kadang-kadang

6.Triceratops 
Dan akhirnya kita sampai ke yang terakhir , Triceratops, stereotip musuh T-Rex, dan salah satu anggota terbesar Ceratopsidae, atau keluarga dinosaurus bertanduk.Sama seperti Stegosaurus, Triceratops sulit untuk membuat kesalahan perbedaan penggambaran dengan hewan lain.Hal ini telah menjadi tetap dalam pikiran kita, badak ini seperti raksasa, reptil burung beo Ekidna dengan tiga bertanduk, dengan kulit seperti gajah atau badak dan kaki depan tergeletak.Kita juga telah cukup yakin bahwa Triceratops adalah pemakan tumbuhan.
Menjadi salah satu dinosaurus paling berlimpah jumlahnya dan sukses di masanya, bagaimanapun, itu hanya soal waktu sebelum materi baru tentang Triceratops mengungkapkan rahasia luar biasa .

Ternyata, Triceratops lebih besar dari yang kita pikir, dan tidak memiliki kulit seperti gajah atau badak. 

Sebaliknya, ia memiliki banyak kemiripan dengan kulit buaya, skala datar, yang diosebut perisai di perut, dan seluruh tubuhnya tertutup dalam bonggol - bonggol berukuran besar 

Bagian belakang tubuh dan ekor juga memiliki serangkaian bagian aneh, benjolan berukuran tinju, masing-masing memegang sebuah struktur seperti puting yang belum dijelaskan oleh para ilmuwan.

Struktur ini mungkin sangat baik menjadi poin aneh untuk duri seperti punya landak, seperti yang ditemukan pada sepupunya Triceratops 'tua, Psittacosaurus. 

Atau mungkin, beberapa ilmuwan menganggap, mereka punya kelenjar racun, mengalirkan racun untuk melindungi bagian belakang Triceratops 'dari serangan T-Rex.Mungkin ini bisa berarti keduanya, atau tidak, dan kita masih ada cara untuk mengetahui secara pasti.

Itu tidak semua. ..
kaki depan Triceratops 'tidak bergelimpangan; sebuah penelitian tentang anggota tubuhnya membuktikan bahwa mahluk ini benar-benar berjalan tegak, seperti gajah, dan menggunakan hanya tiga jari kaki depan untuk menahan berat badan, sementara dua jari-jari kaki lainnya tidak menyentuh tanah.Ini juga menunjukkan Triceratops jauh lebih cepat dan lebih lincah dari perkiraan kita selama ini


Dan akhirnya, bagian aneh. 


Setelah memeriksa paruh dan rahang, ahli paleontologi mencapai kesimpulan bahwa sebagian dari jenis Triceratops mungkin karnivora, mungkinlebih berbahya setelah T-Rex, atau bahkan menakut-nakuti predator yang lebih kecil dari mereka .rahang yang kuat mampu menghancurkan tulang dan daging semudah kemampuannya menggiling makanan dari tanaman. 


Hasilnya akan menjadi binatang, sangat aneh yang tampak lebih mengintimidasi yang berperilaku seperti babi hutan raksasa atau entelodont (makhluk babi seperti karnivora) dari pencitraan seperti hewan vegetarian yang tenang seperti pencitraan selama ini.Kita tidak akan menganggap Triceratops seperti gamabran yang sama hari ini

traditional musical instruments java "angklung"

Angklung adalah alat musik yang terbuat dari ruas-ruas bambu, cara memainkannya digoyangkan serta digetarkan oleh tangan, alat musik ini telah lama dikenal di beberapa daerah di Indonesia, terutama di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Sejarah Angklung sangat erat kaitannya dengan seni karawitan sebagai media upacara penghubung antara manusia dan Tuhannya, Yang Maha Kuasa.
Bukti tertulis penggunaan Angklung tertua yang ditemukan terdapat pada prasasti Cibadak bertahun 952 Saka atau 1031 SM, di daerah Sukabumi, Jawa Barat. Pada prasasti tersebut, diterangkan bahwa Raja Sunda, Sri Jayabuphati, menggunakan seni Angklung dalam upacara keagamaannya. Kita juga dapat menemukan bukti lain dalam buku Nagara Kartagama tahun 1359, yang menerangkan penggunaan Angklung sebagai media hiburan dalam pesta penyambutan kerajaan. Kata Angklung diambil dari cara alat musik tersebut dimainkan. Kata Angklung berasal dari Bahasa Sunda “angkleung-angkleungan” yaitu gerakan pemain Angklung dan suara “klung” yang dihasilkannya. Secara etimologis , Angklung berasal dari kata “angka” yang berarti nada dan “lung” yang berarti pecah. Jadi Angklung merujuk nada yang pecah atau nada yang tidak lengkap.
Kini, Angklung telah menjadi alat musik internasional. Banyak Negara-negara lain mengembangkan angklung, dikarenakan beragam manfaat yang didapat. Filosofi angklung 5M (mudah, meriah, menarik, mendidik, massal) membuat angklung makin digemari di seluruh penjuru dunia. Pada jaman dahulu kala, instrumen angklung merupakan instrumen yang memiliki fungsi ritual keagamaan. Fungsi utama angklung adalah sebagai media pengundang Dewi Sri (dewi padi/kesuburan) untuk turun ke bumi dan memberikan kesuburan pada musim tanam. Angklung yang dipergunakan berlaraskan tritonik (tiga nada), tetra tonik (empat nada) dan penta tonik (5 nada). Angklung jenis ini seringkali disebut dengan istilah angklung buhun yang berarti “Angklung tua” yang belum terpengaruhi unsur-unsur dari luar. Hingga saat ini di beberapa desa masih dijumpai beragam kegiatan upacara yang mempergunakan angklung buhun, diantaranya: pesta panen, ngaseuk pare, nginebkeun pare, ngampihkeun pare, seren taun, nadran, helaran, turun bumi, sedekah bumi dll.
Pada Tahun 1938, Daeng Soetigna, seorang guru Hollandsch Inlandsche School (HIS) di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, melakukan modernisasi alat musik angklung dari alat yang berskala tangga nada pentatonis (tangga nada tradisional) menjadi angklung kompleks yang berskala tangga nada diatonis (tangga nada modern). Angklung ini dapat memainkan lagu-lagu populer, musik nasional, dan lagu Barat maupun musik klasik. Disebut Angklung modern (diatonis) karena nadanadanya disesuaikan dengan skala nada diatonis, yaitu do – re – mi – fa – sol – la – si, dan angklung diatonis ini biasa disebut juga “Angklung Padaeng”, karena jasanya terhadap perkembangan Angklung dan pendidik musik. Angklung Modern (Padaeng) mulai diperkenalkan pada masyarakat internasional di tahun 1946 pada malam hiburan perundingan Linggar Jati. Tahun 1950 dan 1955, Angklung modern pun ditampilkan pada Konferensi Asia Afrika. Kini Angklung Modern (Padaeng) memiliki fungsi tambahan sebagai sarana pendidikan musik, karena Angklung dapat memupuk sifat kerjasama, disiplin, kercermatan, keterampilan dan rasa tanggungjawab. Demikian pula mengenai hal-hal yang merupakan dasar pokok dalam pendidikan musik, seperti membangkitkan perhatian terhadap musik, menghidupkan musik dan mengembangkan musikalitas, melodi, ritme dan harmoni. Atas pemikiran tersebut, maka pemerintah Indonesia melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 182/1967 tertanggal 23 Agustus 1968 yang menyatakan Angklung sebagai alat pendidikan musik nasional.
Sejak tahun 1971, pemerintah Indonesia menjadikan Angklung sebagai sarana dalam program diplomasi budaya. Angklung sejak saat itu menyebar luas ke berbagai negara. Di Korea Selatan, hingga kini tercatat lebih dari 8.000 sekolah memainkan Angklung. Di Argentina, Angklung telah menjadi mata pelajaran intrakurikuler yang menarik bagi siswa, demikian pula di Skotlandia. Sejak tahun 2002, Departemen Luar Negeri Republik Indonesia telah memberikan kesempatan bagi siswa-siswi dari mancanegara untuk belajar dan mengenali Angklung di Indonesia. Kini Angklung tidak hanya menjadi alat musik kebanggan Indonesia, tetapi menjadi media untuk meningkatkan rasa persabatan antar bangsa di dunia.

Sejarah Lagu "Glory Glory Man United"


"Glory Glory Man United" adalah Lagu yang dirilis oleh Manchester United FC pada tahun 1983 sebelum Final Piala FA 1983.
Lagu ini didasarkan pada Chant sepakbola dinyanyikan oleh fans klub untuk lagu The Battle Hymn of the Republic. Lirik Itu ditulis oleh Frank Renshaw, yang merupakan anggota Herman's Hermits di tahun 70 dan 80 an. Lagu Glory Glory Man United di rekam di Strawberry Studios, Stockport, dengan Tim Sepakbola dan beberapa teman Renshaw's. Lee anak Renshaw juga mengisi suara saat rekaman. Suporter Manchester United telah menyanyikan lagu ini sejak awal 1980-an, dan pada 1990-an menjadi sangat populer di kalangan pendukung lawan untuk memanipulasi kata-kata dari lagu ini ketika Manchester United bermain melawan klub lawan "Who The Are Fu*k Man United".
Sejak saat itu, suporter Manchester United umumnya mengadopsi lirik dari lagu yang dimanipulasi mereka dalam preferensi untuk lirik asli, sebagai sikap ironis, biasanya setelah mencetak gol melawan tim saingan, atau setiap saat ketika United menang. Yang pertama menggunakan lagu dengan dasar yang sama adalah Tottenham Hotspur, "Glory Glory Tottenham Hotspur". yang dapat ditelusuri kembali ke tahun 1960-an, meskipun banyak salah percaya lagu ini berasal dari Manchester. Leeds United juga mulai menyanyikanya di akhir tahun 1960 dan dirilis di tangga lagu Inggris. 
Lagu ini adalah referensi untuk mantan pemain, Billy Bremner dan Don Revie sebagai 'raja'. Hibernian juga menggunakan lagu yang sama "Glory Glory Hibees" pada tahun 1970 setelah mereka menang 7-0 atas Hearts United dalam kompetisi lokal. Song details "Glory Glory Man United" * Rilis : 1983 * Format : 7" Single * Direkam pada tahun 1983, di Strawberry Studios, Stockport * Genre : Pop , Football * Durasi : 2:53 * Label : EMI 5390 * Penulis : Frank Renshaw - Produser : Peter Tattersall 
ini lirik lagunya :
 Glory, glory Man United, 
Glory, glory Man United,
Glory, glory Man United,
As the reds go marching on, on, on.

Just like the Busby Babes in days gone by,
W`ell keep the red flags flying high,
Youre gonna see us from far and wide,
Youre gonna hear them as they sing with prides.

United! Man United!,
Where the boys in red and were in our way to Wemberly,
Wem-ber-ly, Wem-ber-ly,
Were the famous Man United and were going to Wemberly,
Wem-ber-ly, Wem-ber-ly,
Were the famous Man United and were going to Wemberly.

In `77 it was Docherty,
Atkinson will make it on `83,
And everyone will know just who we are,
They will singing, 'Que Sera Sera',


United! Man United!
Where the boys in red and were in our way to Wemberly,
Wemberly, Wemberly,
Were the famous Man United and were going to Wemberly,
Wem-ber-ly, Wem-ber-ly,
Were the famous Man United and were going to Wemberly.

Glory, glory Man United,
Glory, glory Man United,
Glory, glory Man United,
As the Reds go marching on, on, on!

traditional musical instruments java "gamelan"


Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa,Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan. Kemunculan gamelan didahului dengan budaya Hindu-Budha yang mendominasi Indonesia pada awal masa pencatatan sejarah, yang juga mewakili seni asli indonesia. Instrumennya dikembangkan hingga bentuknya sampai seperti sekarang ini pada zaman Kerajaan Majapahit. Dalam perbedaannya dengan musik India, satu-satunya dampak ke-India-an dalam musik gamelan adalah bagaimana cara menyanikannya. Dalam mitologi Jawa, gamelan dicipatakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka, dewa yang menguasai seluruh tanah Jawa, dengan istana di gunung Mahendra di Medangkamulan (sekarang Gunung Lawu).

Sang Hyang Guru pertama-tama menciptakan gong untuk memanggil para dewa. Untuk pesan yang lebih spesifik kemudian menciptakan dua gong, lalu akhirnya terbentuk set gamelan.[rujukan?] Gambaran tentang alat musik ensembel pertama ditemukan diCandi Borobudur, Magelang Jawa Tengah, yang telah berdiri sejak abad ke-8. Alat musik semisal suling bambu, lonceng, kendhang dalam berbagai ukuran, kecapi, alat musik berdawai yang digesek dan dipetik, ditemukan dalam relief tersebut. Namun, sedikit ditemukan elemen alat musik logamnya.

Bagaimanapun, relief tentang alat musik tersebut dikatakan sebagai asal mula gamelan. Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang kompleks. Gamelan menggunakan empat cara penalaan, yaitu sléndro, pélog, “Degung” (khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat), dan “madenda” (juga dikenal sebagai diatonis, sama seperti skala minor asli yang banyak di pakai di Eropa.

1. Perkembangan Seni Karawitan Gamelan Jawa merupakan seperangkat instrumen sebagai pernyataan musikal yang sering disebut dengan istilah karawitan. Karawitan berasal dari bahasa Jawa rawit yang berarti rumit, berbelit-belit, tetapi rawit juga berarti halus, cantik, berliku-liku dan enak. Kata Jawa karawitan khususnya dipakai untuk mengacu kepada musik gamelan, musik Indonesia yang bersistem nada non diatonis (dalam laras slendro dan pelog) yang garapan-garapannya menggunakan sistem notasi, warna suara, ritme, memiliki fungsi, pathet dan aturan garap dalam bentuk sajian instrumentalia, vokalia dan campuran yang indah didengar. Seni gamelan Jawa mengandung nilai-nilai historis dan filosofis bagi bangsa Indonesia.

Dikatakan demikian sebab gamelan Jawa merupakan salah satu seni budaya yang diwariskan oleh para pendahulu dan sampai sekarang masih banyak digemari serta ditekuni. Secara hipotetis, sarjana J.L.A. Brandes (1889) mengemukakan bahwa masyarakat Jawa sebelum adanya pengaruh Hindu telah mengenal sepuluh keahlian, diantaranya adalah wayang dan gamelan.

Menurut sejarahnya, gamelan Jawa juga mempunyai sejarah yang panjang.
Seperti halnya kesenian atau kebudayaan yang lain, gamelan Jawa dalam perkembangannya juga mengalami perubahan-perubahan. Perubahan terjadi pada cara pembuatanya, sedangkan perkembangannya menyangkut kualitasnya. Dahulu pemilikan gamelan ageng Jawa hanya terbatas untuk kalangan istana. Kini, siapapun yang berminat dapat memilikinya sepanjang bukan gamelan-gamelan Jawa yang termasuk dalam kategori pusaka (Timbul Haryono, 2001).

Gamelan yang lengkap mempunyai kira-kira 72 alat dan dapat dimainkan oleh niyaga (penabuh) dengan disertai 10 – 15 pesinden dan atau gerong. Susunannya terutama terdiri dari alat-alat pukul atau tetabuhan yang terbuat dari logam.

Alat-alat lainnya berupa kendang, rebab (alat gesek), gambang yaitu sejenis xylophon dengan bilah-bilahnya dari kayu, dan alat berdawai kawat yang dipetik bernama siter atau celepung. Gamelan Jawa mempunyai tanggapan yang luar biasa di dunia internasional.
Saat ini telah banyak diadakan pentas seni gamelan di berbagai negara Eropa dan memperoleh tanggapan yang sangat bagus dari masyarakat di sana. Bahkan sekolah-sekolah di luar negeri yang memasukan seni gamelan sebagai salah satu musik pilihan untuk dipelajari oleh para pelajarnya juga tidak sedikit.

Tapi ironisnya di negeri sendiri masih banyak orang yang menyangsikan masa depan gamelan. Terutama para pemuda yang cenderung lebih tertarik pada musik-musik luar yang memiliki instrumen serba canggih. Dari sini diperlukan suatu upaya untuk menarik minat masyarakat kepada kesenian tradisional yang menjadi warisan budaya bangsa tersebut.

2. Fungsi sosial Gamelan Jawa Secara filosofis gamelan Jawa merupakan satu bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa. Hal demikian disebabkan filsafat hidup masyarakat Jawa berkaitan dengan seni budayanya yang berupa gamelan Jawa serta berhubungan erat dengan perkembangan religi yang dianutnya. Pada masyarakat jawa gamelan mempunyai fungsi estetika yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial, moral dan spiritual. Gamelan memiliki keagungan tersendiri, buktinya bahwa dunia pun mengakui gamelan adalah alat musik tradisional timur yang dapat mengimbangi alat musik barat yang serba besar. Gamelan merupakan alat musik yang luwes, karena dapat berfungsi juga bagi pendidikan.

3. Pewarisan Gamelan Jawa kepada Generasi Muda Pada masa sekarang ini ada kecenderungan perbedaan persepsi yang dilakukan oleh generasi-generasi muda melalui berbagai atraksi kebudayaan yang pada segi-segi lain kelihatan agak menonjol, tetapi ditinjau dari segi yang lain lagi merupakan kemunduran, terutama yang menyangkut gerak-gerak tari dan penyuguhan gendhing-gendhing yang dikeluarkan.

Anak muda terlihat tak tertarik gamelan karena tidak ada yang mengenalkan. Selain itu tidak ada yang mengajarkan. Itu tidak bisa disalahkan karena mayoritas orang tua, bahkan lingkungan sekolah, tidak mendukung anak mengenal gamelan. Bagi generasi muda, gamelan sulit diminati kalau dibunyikan seperti masa-masa dulu pada era orang tua atau kakek dan nenek mereka.
Anak muda sekarang lebih menyukai jika membunyikan gamelan sesuka mereka dan dipasangkan dengan alat musik dan seni apa saja. Walaupun begitu, lewat cara-cara inilah gamelan mendapat jalan untuk lestari.

Gamelan bukan sekadar alat musik tradisional atau obyek, namun ada spirit di dalamnya, yakni kebersamaan. Yang penting di sini adalah manusianya, yaitu bagaimana mereka merasa dekat dengan gamelan. Perlu dipikirkan pula demi kelestarian kebudayaan kita sendiri yang sungguh-sungguh Adhi Luhur, penuh dengan estetika, keharmonisan, ajaran-ajaran, filsafat-filsafat, tatakrama, kemasyarakatan, toleransi, pembentukan manusia-manusia yang bermental luhur, tidak lepas pula sebagai faktor pendorong insan dalam beribadah terhadap Tuhan, yaitu dengan sarana kerja keras dan itikat baik memetri atau menjaga seni dan budaya sendiri.

Jangan sampai ada suatu jurang pemisah atau gap dengan sesepuh yang benar-benar mumpuni (ahli). Bahkan komunikasi perlu dijaga sebaik-baiknya dengan sesepuh sebagai sumber atau gudang yang masih menyimpan berbagai ilmu yang berhubungan dengan masalah kebudayaan itu sendiri, terutama para empu-empu karawitan, tari dsb.

MISTERI GAMELAN SEKATEN SOLO DAN JOGJAKARTA

Sejarah tradisi Sekaten yang bergulir sejak zaman Majapahit hingga kini, menyisakan misteri besar seputar Gamelan Sekaten yang dipercaya bertuah. Pasalnya, Kraton Solo dan Jogja yang kini masih bertahan, masing-masing memiliki sepasang Gamelan Sekaten. Manakah yang asli dari zaman Majapahit dan Demak Bintoro? POSMO-Ketika tampuk kekuasaan dari Demak Bintoro berpindah ke Pajang Hadiningrat, Gamelan Sekaten sebagai pusaka kerajaan juga ikut berpindah tangan.

Peralihan zaman dari Demak ke Pajang ini juga menghentikan pelaksanaan tradisi sekaten, karena situasi perang dan kekacauan. Tidak ditemukan catatan mengenai sekaten di zaman Sultan Hadiwijaya, yang naik tahta di Pajang pada tahun 1550 Masehi. Namun dimungkinkan adanya gelar tradisi sekaten itu di Pajang, karena masa pemerintahan Pajang yang gemah ripah loh jinawi, selama kurang lebih 40-an tahun. Di penghujung masa kejayaan Pajang, tlatah Mataram Hadiningrat didirikan oleh Ki Ageng Pemanahan pada 1586 Masehi.

Terletak di pinggiran Kali Opak yang disebut alas (hutan) Mentaok.
Tlatah ini adalah pemberian Sultan Hadiwijaya atas keberhasilan Pemanahan membunuh Arya Penangsang. Pada tahun-tahun selanjutnya, pamor Pajang mulai surut.
Sebaliknya, Mataram Hadiningrat perlahan pamornya mencorong ke seantero Nusantara.
Panembahan Senopati yang getol melebarkan sayap hingga ke tlatah Jawa Timur, telah menyebabkan situasi di Jawa Tengah kembali panas. Beberapa intrik dan peperangan kecil antara Mataram dan Pajang banyak tertulis dalam babad dan kronik-kronik Mataram. Sebuah upaya gempuran Pajang terhadap Mataram, disebutkan kandas di tengah perjalanan karena letusan Gunung Merapi.

Sultan Hadiwijaya wafat karena sakit, akibat terjatuh dari Gajah tunggangannya pada peristiwa itu. Dengan wafatnya Sultan Hadiwijaya yang menurut DR Purwadi MHum terjadi pada sekitar tahun 1587 M, muncul berbagai intrik perebutan kekuasaan.

Ontran-ontran itu mereda ketika Pangeran Benowo, putra sulung Hadiwijaya meminta bantuan Panembahan Senopati untuk menggempur Pajang yang ketika itu dikuasai oleh Harya Pangiri.
Pajang akhirnya runtuh. Namun, Benowo menyerahkan kendali kekuasaan kepada Panembahan Senopati.
Dengan demikian, berakhirlah riwayat Pajang, dan kejayaan Islam diteruskan oleh Mataram Hadiningrat.

Gamelan Sekaten Dibagi Dua Berbagai peristiwa sejarah kerajaan-kerajaan besar pewaris jagat Nusantara, tentu saja berdampak pada sekian banyak tradisi yang ada. Sekaten sebagai tradisi warisan leluhur, dari zaman ke zaman juga berubah.

Di tengah perkembangan itu, terselip banyak misteri. Salah satunya Gamelan Sekaten, yang berasal dari warisan Brawjaya V dan Sunan Kalijaga. Di manakah keberadaannya, kini? Gamelan Sekaten sebagai pusaka kerajaan, ikut berpindah tangan mengikuti siapa yang berkuasa. Sejak Majapahit, Demak, Pajang dan Mataram, sebanyak itulah Gamelan Sekaten berpindah tangan. Namun, perjalanan sejarah belum berakhir. Pasalnya, Mataram Hadiningrat sendiri kemudian juga pecah menjadi dua, pada tahun 1755 Masehi melalui perjanjian Giyanti.

Harta kekayaan termasuk Gamelan Sekaten itu kemudian dibagi dua. Namun, tidak bisa dipastikan manakah dari kedua kerajaan pecahan Mataram Hadiningrat itu yang mendapat Gong Kiai Sekar Delima warisan Brawijaya V dan Gong Kiai Sekati warisan Sunan Kalijaga. Hasil penelitian sejarah sekaten yang dilakukan Depdikbud tahun 1991-1992 hanya menyebut, karena Gamelan Sekaten harus sepasang, masing-masing kerajaan pecahan Mataram Hadiningrat (Solo dan Jogja) membuat Gong baru sebagai pasangannya. Di Kasultanan Yogyakarta, sepasang Gamelan Sekaten itu oleh Sultan HB I diubah namanya menjadi Kiai Guntur Madu dan Kiai Nogowilogo.

Di Kasunanan Surakarta, Gamelan Sekaten diubah namanya menjadi Gong Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari. Diduga kuat, dua nama yang sama, Kiai Guntur Madu, merupakan tanda kedua Gong inilah yang asli dari zaman Majapahit

PRINSIP DASAR GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNATIONAL (2)



PRINSIP DASAR GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNATIONAL
 
Prinsip dasar Palang Merah dikenal dengan 7 Prinsip Palang Merah yang disahkan di Wina (Austria) oleh Konferensi International Palang Merah dan Bulan Sabit Merah XX tahun 1965.Terdiri atas : 
  1. Kemanusiaan ( Humanity ) Bahwa gerakan Palang Merah dan Bulan sabit Merah didirikan berdasarkan keinginan untuk memberikan pertolongan tanpa membedakan korban dalam pertempuran, berusaha mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia.
  2. Kesamaan ( Importiality ) Bahwa gerakan ini tidak membedakan bangsa, suku, agama dan politik, tujuannya semata-mata untuk mengurangi penderitaan manusia sesuai dengan kebutuhannya dan mendahulukan yang paling parah.
  3. Kenetralan ( Neutrality ) Bahwa gerakan ini tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan Politik, agama, suku, atau ideologi agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak.
  4. Kemandirian ( Independence ) Bahwa gerakan ini bersifat mandiri, tugasnya membantu pemerintah dalam bidang kemanusiaan, harus mentaati peraturan negaranya dan harus menjaga otonomi negaranya sehingga dapat bertindak sesuai dengan prinsip pelang merah.
  5. Kesukarelaan ( Voluntari Service ) Gerakan ini memberi bantuan secara sukarela bukan keinginan mencari keuntungan.
  6. Kesatuan ( Unity ) Gerakan ini dalam suatu negara hanya terdapat satu perhimpunan palng merah atau bulan sabit merah yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah.
  7. Kesemestaan ( Universality ) Bahwa gerakan ini bersifat semesta dimana setiap perhimpunan mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama dalam menolong sesama.